TEORI MOTIVASI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Drs.H Muhammad Idrus S.Psi, M.Pd
Disusun Oleh :
Hamdani Ali : 11422019
FAKULTAS ILMU AGAMA ISAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi adalah perilaku yang ingin
mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan
kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap
ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri
seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri
sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi
ekstrinsik.
Motivasi adalahsebuah kemampuan kita
untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri
adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak
berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan
dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa
kita capai.
Motivasi mempunyai peranan yang
strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar
tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar
peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan
tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir
kembali. Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi dan macam-macam
teori motivasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu motivasi ?
2. Macam
- macam teori motivasi ?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to
move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme
yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal,
maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel
J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang
atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut Dadi
Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang
positif maupun yang negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis
dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam
bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai
peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun
yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam
aktivitas sehari-hari.
B. Konsep Motivasi
Konsep
motivasi yang dijelaskan oleh suwanto adalah sebagai berikut
1.
Model Tradisional
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif
dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.
Model Hubungan Manusia
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3.
Model Sumber Daya Manusia
Pegawai
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
C. Jenis Motivasi
1.
Motivasi Intrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang
yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah
rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai
contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin
mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik
motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and
purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan
aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang
benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau
ganjaran.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
D. Teori-teori Motivasi
1.
Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)
Abraham
Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki
kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan
biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting;
•
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
•
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
•
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
•
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
•
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya).
2.
Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Menurut
Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik).
1)
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik),
2)
Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
3.
Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan
dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut
teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.
karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.
karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
c.
Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.
Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan
kerja.
Kontras
dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a.
karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan
bermain.
b.
Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit
pada sasaran.
c.
Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d.
Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4.
Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )
Teori
dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
•
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
•
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome
tertentu).
•
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan.
Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
5.
Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting
yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
•
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
•
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
•
Need for Power (dorongan untuk mengatur).
6.
Teori Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)
Clayton
Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat
dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
7.
Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
Edwin
Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme
motivasional yakni :
(a)
tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
(b)
tujuan-tujuan mengatur upaya;
(c)
tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
(d)
tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
8.
Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai
teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai
model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan
persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya
pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal
dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang
ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan
tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut
berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam
hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan
bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi
yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku
yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.Contoh yang sangat
sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik
dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian
tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut
menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja
lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan
keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga
kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi
positif lagi di kemudian hari.
Contoh
sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat
teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi
indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi
negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu
datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting
untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi
perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu
diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi
pula.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi adalah keadaan individu
yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telahdihubungkan dengan suatu
pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segaladaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitusaja dari
perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak,
bahkankadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak
selalu disadariini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang
tidak disadari itu. Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan
pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.
Dari banyaknya pandangan yang
berbeda mengenai motivasi yang mungkin dikarenakanoleh penggunaan metode
observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompokusia dan jenis
kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasiyang
digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.Ada macam-macam
motivasi dalam satu perilaku.
Suatu perbuatan atau keinginan
yangdisadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi
tidak biasa.Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi
dapat berfungsisebagai penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya.Apabila dapat
terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan ”hasil pekerjaan”seseorang yang
berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat diidentifikasisebagai
”kemampuannya”. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara
untukmentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.
B. Daftar Pustaka
Agus.
TEORI-TEORI MOTIVASI. http://agus.blogchandra.com/teori-teori-motivasi/
Sudrajad,
akhmad. 2008. TEORI-TEORI MOTIVASI
Ryanti,
D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta
: PT. Gramedia
assalamulaikum? ijin kopas min.
BalasHapusizin copasjuga ya min
BalasHapusizin copas yaa min
BalasHapus